Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sampurasun.
Salam sejahtera untuk kita semua nya.
Dalam kesempatan kali ini, Kami akan menceritakan tentang perjalanan pendakian gunung bersama tim PETA. Sebuah tim pendakian yang merupakan pengembangan dari komunitas pecinta alam HACP dari purwakarta. Cerita ini akan sama dengan cerita yang berada di blog happyadventurecommunity.blogspot.com dan pada zalhoppus.blogspot.com karena penulisnya sama.
Baiklah, sedikit profil singkat tentang gunung yang kami daki, yaitu Gunung Manglayang yang kami kutip dari wikipedia.
"Gunung Manglayang terletak di antara Kabupaten Sumedang dan Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ketinggiannya sekitar 1818 mdpl. Pemandangannya cukup indah, namun karena relatif kecil, sehingga kurang dikenal oleh pendaki-pendaki gunung pada umumnya.
Gunung Manglayang – gunung yang tidak disebut-sebut dalam Legenda Sangkuriang. Karena dari legenda tersebut diceritakan bahwa perahu dari Sangkuriang telah terbalik dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu; tunggul pohon yang tersisa bekas bahan pembuatan perahu Sangkuriang tetap berdiri menjadi Gunung Bukit Tunggul sedangkan tajuknya atau ranting-rantingnya tergeletak menjadi Gunung Burangrang.
Dalam rangkaian gunung-gunung Burangrang– Tangkuban Perahu – Bukit Tunggul –Gunung Manglayang; Gunung Malanglayang yang mempunyai ketinggian ±1818 mdpl, menjadi gunung yang terendah dari rangkaian ke empat gunung tersebut. Mungkin itulah sebabnya di kalangan para penggiat alam bebas gunung ini sempat terlupakan terkecuali para penggiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Namun begitu Gunung Manglayang juga menawarkan pesona alamnya tersendiri. Untuk mendaki gunung ini ada beberapa jalur yang bisa digunakan yaitu melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda (Kab. Bandung), Palintang (Ujung Berung, Kab. Bandung), Baru Beureum/Manyeuh Beureum, Jatinangor."
Baiklah, saat nya menceritakan perjalanan kami tim PETA / HACP saat mendaki gunung Manglayang. Berawal dari perencanaan pendakian bersama rekan rekan saat akhir pekan di awal bulan September. Semula kami akan mendaki sebuah gunung yang berada di Jawa Barat juga yaitu Gunung Gede. Namun, masih di tutupnya jaur pendakian ke Gunung Gede, menjadikan kami untuk mengurungkan niat tersebut. Sempat berdiskusi beberapa hari untuk mencari gunung pengganti gunung Gede, akhirnya kami putuskan dan sepakat bahwa gunung yang akan di daki adalah Gunung Manglayang 1818mpdl.
Sabtu
05 September 2015
Seperti biasanya, sebelum melakukan pendakian kami mempersiapkan segala macam logistik yang di perlukan saat mendaki Gunung Manglayang. Tak menyepelekan gunung yang akan di daki itu sebuah gunung yang super tinggi menjulang, hutan yang lebat, maupun sebuah bukit. karena, resiko nya tetap sama, tetap berada di alam terbuka yang memiliki potensi kecelakaan, hewan hewan liar, dll.
Pendakian akan dilakukan oleh empat orang yaitu Rizal, Ujey, Genta, dan Mas kokon.
Pukul 12.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta melakukan persiapan logistik di rumah nya Rizal di daerah Purwakarta.
Persiapan logistik dan makanan untuk pendakian kali ini tidak perlu ekstra, karena hanya akan dilakukan satu hari satu malam saja.
Pukul 14.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta Berangkat menuju bandung menggunakan motor untuk menjemput 1 orang lagi yaitu mas kokon di daerah cibaduyut yang sudah stand by di sana.
Pukul 15.00 WIB
kami bertiga mampir di sebuah tempat makan di daerah Cimahi untuk makan siang.
Pukul 17.30 WIB
kami bertiga mengurus beberapa urusan pribadi sebelum melanjutkan perjalanan ditambah dengan melaksanakan sholat Ashar meskipun telat dan menunggu waktu magrib.
Pukul 18.30 WIB
Setelah Selesai melaksanakan sholat magrib, baruah kami betiga berangkat ke Cibaduyut untuk bertemu dengan Mas Kokon.
setibanya di Tempat nya Mas Kokon, kami berempat melakukan breafing sederhana mengenai logistik, makanan dan jalur yang akan kami lalui untuk menuju ke puncak Gunung Manglayang.
Beberapa logistik tim yang kami bawa adalah Tenda 2P (untuk 2 orang) sebanyak 2 buah, kompor, Gas Cook, Nesting, dan Flysheet. Selebihnya adalah makanan untuk 4 orang 2 kali makan (makan malam dan makan pagi), dan tak lupa pula mengecek seluruh perlengkapan pribadi seperti Bandara, Sepatu, Jaket, makanan ringan, alat navigasi, P3K, Matras, dll.
Pukul 19.30 WIB
Semua perlengkapan sudah berada didalam Keril masing masing. saatnya untuk berangkat menuju basecamp kiara payung menggunakan dua buah motor. Basecamp Kiara Payung dekat dengan IPDN atau ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Perjalanan di tembuh selama 1,5jam karena saat itu adalah malam minggu sehingga jalanan sangat padat.
Pukul 21.00 WIB
Kami sampai di basecamp Kiara Payung. Kami membawa motor hingga sampai ke Warung warga yang berada di basecamp awal pendakian. untuk diketahui, jalanan dari mulai masuk Kiara Payung sampai ke warung basecamp ini yaitu jalanan menanjak bebatuan, sehingga harus berhati hati untuk membawa kendaraannya.
Jika kendaraan tidak sanggup menanjak sampai basecamp, ada alternatif tempat parkir dibawah sebelum menanjak ke basecamp ada sebuah warung juga dan menyediakan lahan parkir bagi para pendaki.
Setibanya di warung basecamp kiara payung, lalu kami menitip motor si parkiran warung. kami pun menyempatkan untuk mengganjal perut, makan gorengan di warung tersebut, ngopi, dan mempersiapkan diri untuk pendakian malam. Tak lupa juga untuk mengecek senter dan headlamp sebagai senjata kami dalam pendakian di malam hari.
Pukul 21.30 WIB
Saatnya memulai pendakian. Berdoa dan mulailah pendakian dengan ketinggian awal pendakian yaitu 1100mpdl.
Genta mengambil posisi di paling depan, disusul oleh Rizal dan mas kokon. Sedangkan Ujey menjadi sweeper yang berada di paling belakang.
Trek pendakian gunung manglayang, di awal pendakian saja sudah sangat menantang, radius tanjangan sangat curam, tidak adanya bonus. Membuat tim beberapa kali break untuk menghela nafas, dan meneguk air untuk menghilangkan lelah.
Trek Gunung Manglayang diawali dengan bebatuan lalu berubah menjadi tanah merah kering yang memiliki debu yang sangat tebal. Disarankan untuk membawa masker, karena debu yang tebal akan mengganggu pernafasan aaat mendaki.
Gunung manglayang tidak memiliki pos pemantauan seperti gunung lain pada umum nya karena trek yang tidsk begitu jauh.
Beberapa menit mendaki, kami menemukan pertigaan yang memiliki petunjuk jika mengambil ke kanan akan menuju puncak manglayang. Jika mengambil jalur kiri, maka akan tiba di puncak bayangan.
Kami berempat mengambil jalur kiri untuk menuju ke puncak bayangan. Kenapa demikian? Karena kami memutuskan untuk camp disana dan pagi nya hendak untuk menikmati sunrise di puncak bayangan. Kami memilih puncak bayangan sebagai lokasi sunrise karena puncak bayangan memiliki pemandangan yang terbuka. Dibanding dengan top puncak manglayang yang tertutup oleh rimbun nya pepohonan.
Pukul 22.00 WIB begitu terjal nya jalur gunung manglayang, namun akhirnya kami tiba juga di puncak bayangan dengan mode kelelahan ditambah udara yang cukup dingin. sebelum Kami beristirahat disini, kami sesegra mungkin mencari area untuk mendirikan dua buah tenda. Daerah sekitar puncak bayangan sangat penuh dengan tenda tenda para pendaki, mengingat malam itu adalah malam minggu sehingga banyak para pendaki yang sama sama mendaki gunung.
Dengan mengamati sekitar dapatlah kami sebuah area kecil untuk bisa kami dirikan tenda untuk kami beristirahat. Tempat untuk mendirikan tenda kami, sebetulnya adalah daerah rawan longsor, namun kami memaksakan diri untuk mendirikan tenda karena sudah penuhnya area ini.
Ada area kosong di pusat puncak bayangan, namun oleh para pendaki lain dilarang untuk mendirikan tenda disitu, karena area itu adalah spot yang paling bagus untuk berfoto foto.
Tanpa menunggu waktu lama, meskipun area yang kami dapat adalah area rawan longsor, termasuk jalur untuk menuju ke pusat puncak bayangan, kami segera mendirikan tenda.
Area ini sangat berdebu, ketebalan debu bisa mencapai 3-5cm.
Setelah mendirikan tenda, kami mulai untuk membuat makan malam. menu yang paling tepat, cepat dan bisa mengganjal perut adalah mie instan. Rizal mengeluarkan kompor dan gas cook, sedangkan Ujey mengeluarkan Nesting. sementara yang lainnya mengeluarkan Mie instan dan beberapa kopi untuk menghangatkan badan.
Usai menyantap makan malam, kami melaksanakan sholat isya lalu bersantai ria di puncak bayangan.
Pemandangan malam di puncak bayangan sangat indah. Citi light Kota Bandung sangat jelas dari sini. Bintang bintang sangat ramai dengan bantuan sinar rembulan yang buat suasana malam semakin indah.
Inilah suasana yang kami idamkan. suasana penat di pekerjaan, jalanan yang macet, dan hirup pikuk penuh stress akhirnya mencair dalam suasana malam itu. Suasana damai, sejuk, hening, bunyi serangga hutan, bintang yang ramai, bulan yang menyinari kegelapan malam.
Beberapa jam berlalu, mata sayup sayup mengarahkan ke tenda. Kamipun menyudahi suasana seperti itu dan masuk kedalam tenda. Menggelar matras, menggunakan Jaket, sleeping bag dan beristirahat.
6 September 2015
Pukul 05.00 WIB
Keberisikan diluar tenda semakin menggaduh, saat kami melihat jam ternyata sudah pukul 5 subuh. Ternyata orang orang sudah mempersiapkan diri untuk menikmati sunrise di puncak bayangan.
Kami pun tak tinggal diam, kami bergegas melaksanakan sholat subuh, dan mulai mempersiapkan peralatan foto lalu mengambil spot terbaik untuk menikmati sunrise.
Beberapa menit berlalu, namun sangat disayangkan, tidak ada sunrise yang kami lihat karena tertutup oleh kabut.
Kami tidak menyesal karena pemandangan pagi hari di atas puncak bayangan tidak kalah indah, sedikit demi sedikit pemandangan bukit dan pegunungan di hadapan mata mulai jelas terlihat.
Kami menyempatkan foto foto saat itu.
Pukul 07.00 WIB
Puas dengan menikmati pemandangan pagi puncak bayangan, kami segera membuat sarapan. Memasak nasi, sarden, mie (tetep ada :D), sosis,dll.
Sarapan selesai dengan cepat dan kamipun mulai packing merapihkan seluruh isi keril, melipat tenda dan memasukan semua perlengkapan kedalam keril.
Pukul 08.30 WIB
Saat nya Summits attack menuju top puncak manglayang.
setelah semua keril terisi kembali, kami langsung meluncur ke top puncak manglayang di 1818mdpl.
Jalur menuju puncak manglayang dari puncak bayangan tidak terlalu jauh, namun jalur yang sangat curam. Awalnya kami dapati jalur menurun lalu datar dan mulailah mendaki tanpa henti hingga sampai di puncak Manglayang. Jalur pendakian mulai dipadati oleh pohon pohon tinggi, semakin naik keatas jalur yang semula tanah berdebu perlahan berganti menjati akar akar pohon yang menonjol keluar.
Sesekali kami sempatkan mengambil foto saat summits attack.
Pukul 10.00 WIB
Tibalah kami berempat di puncak Manglayang di ketinggian 1818mdpl. Puncak yang selalu tersembunyi di rimbunnya pepohonan yang lebat, udara yang dingin, dan suasana yang asri.
Kami saling berjabat tangan mengucapkan selamat dan mengucapkan syukur karena semua sudah mencapai puncak Manglayang dengan keadaan sehat dan penuh semangat.
Puncak Manglayang adalah dataran yang luas, teduh, penuh pepohonan. Meskipun tidak bisa melihat pemandangan di luar gunung, namun suasana di puncak Manglayang sangat menyejukan suasana, nyaman dan damai.
Beberapa jam kami menikmati suasana puncak dengan penuh kegembiraan. sesekali kami abadikan moment dengan berfoto foto disekitaran puncak Manglayang.
Pukul 11.00WIB
Sampurasun.
Salam sejahtera untuk kita semua nya.
Dalam kesempatan kali ini, Kami akan menceritakan tentang perjalanan pendakian gunung bersama tim PETA. Sebuah tim pendakian yang merupakan pengembangan dari komunitas pecinta alam HACP dari purwakarta. Cerita ini akan sama dengan cerita yang berada di blog happyadventurecommunity.blogspot.com dan pada zalhoppus.blogspot.com karena penulisnya sama.
Baiklah, sedikit profil singkat tentang gunung yang kami daki, yaitu Gunung Manglayang yang kami kutip dari wikipedia.
"Gunung Manglayang terletak di antara Kabupaten Sumedang dan Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ketinggiannya sekitar 1818 mdpl. Pemandangannya cukup indah, namun karena relatif kecil, sehingga kurang dikenal oleh pendaki-pendaki gunung pada umumnya.
Gunung Manglayang – gunung yang tidak disebut-sebut dalam Legenda Sangkuriang. Karena dari legenda tersebut diceritakan bahwa perahu dari Sangkuriang telah terbalik dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu; tunggul pohon yang tersisa bekas bahan pembuatan perahu Sangkuriang tetap berdiri menjadi Gunung Bukit Tunggul sedangkan tajuknya atau ranting-rantingnya tergeletak menjadi Gunung Burangrang.
Dalam rangkaian gunung-gunung Burangrang– Tangkuban Perahu – Bukit Tunggul –Gunung Manglayang; Gunung Malanglayang yang mempunyai ketinggian ±1818 mdpl, menjadi gunung yang terendah dari rangkaian ke empat gunung tersebut. Mungkin itulah sebabnya di kalangan para penggiat alam bebas gunung ini sempat terlupakan terkecuali para penggiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Namun begitu Gunung Manglayang juga menawarkan pesona alamnya tersendiri. Untuk mendaki gunung ini ada beberapa jalur yang bisa digunakan yaitu melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda (Kab. Bandung), Palintang (Ujung Berung, Kab. Bandung), Baru Beureum/Manyeuh Beureum, Jatinangor."
Baiklah, saat nya menceritakan perjalanan kami tim PETA / HACP saat mendaki gunung Manglayang. Berawal dari perencanaan pendakian bersama rekan rekan saat akhir pekan di awal bulan September. Semula kami akan mendaki sebuah gunung yang berada di Jawa Barat juga yaitu Gunung Gede. Namun, masih di tutupnya jaur pendakian ke Gunung Gede, menjadikan kami untuk mengurungkan niat tersebut. Sempat berdiskusi beberapa hari untuk mencari gunung pengganti gunung Gede, akhirnya kami putuskan dan sepakat bahwa gunung yang akan di daki adalah Gunung Manglayang 1818mpdl.
Sabtu
05 September 2015
Seperti biasanya, sebelum melakukan pendakian kami mempersiapkan segala macam logistik yang di perlukan saat mendaki Gunung Manglayang. Tak menyepelekan gunung yang akan di daki itu sebuah gunung yang super tinggi menjulang, hutan yang lebat, maupun sebuah bukit. karena, resiko nya tetap sama, tetap berada di alam terbuka yang memiliki potensi kecelakaan, hewan hewan liar, dll.
Pendakian akan dilakukan oleh empat orang yaitu Rizal, Ujey, Genta, dan Mas kokon.
Pukul 12.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta melakukan persiapan logistik di rumah nya Rizal di daerah Purwakarta.
Persiapan logistik dan makanan untuk pendakian kali ini tidak perlu ekstra, karena hanya akan dilakukan satu hari satu malam saja.
Pukul 14.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta Berangkat menuju bandung menggunakan motor untuk menjemput 1 orang lagi yaitu mas kokon di daerah cibaduyut yang sudah stand by di sana.
Pukul 15.00 WIB
kami bertiga mampir di sebuah tempat makan di daerah Cimahi untuk makan siang.
Pukul 17.30 WIB
kami bertiga mengurus beberapa urusan pribadi sebelum melanjutkan perjalanan ditambah dengan melaksanakan sholat Ashar meskipun telat dan menunggu waktu magrib.
Pukul 18.30 WIB
Setelah Selesai melaksanakan sholat magrib, baruah kami betiga berangkat ke Cibaduyut untuk bertemu dengan Mas Kokon.
setibanya di Tempat nya Mas Kokon, kami berempat melakukan breafing sederhana mengenai logistik, makanan dan jalur yang akan kami lalui untuk menuju ke puncak Gunung Manglayang.
Beberapa logistik tim yang kami bawa adalah Tenda 2P (untuk 2 orang) sebanyak 2 buah, kompor, Gas Cook, Nesting, dan Flysheet. Selebihnya adalah makanan untuk 4 orang 2 kali makan (makan malam dan makan pagi), dan tak lupa pula mengecek seluruh perlengkapan pribadi seperti Bandara, Sepatu, Jaket, makanan ringan, alat navigasi, P3K, Matras, dll.
Pukul 19.30 WIB
Semua perlengkapan sudah berada didalam Keril masing masing. saatnya untuk berangkat menuju basecamp kiara payung menggunakan dua buah motor. Basecamp Kiara Payung dekat dengan IPDN atau ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Perjalanan di tembuh selama 1,5jam karena saat itu adalah malam minggu sehingga jalanan sangat padat.
Pukul 21.00 WIB
Kami sampai di basecamp Kiara Payung. Kami membawa motor hingga sampai ke Warung warga yang berada di basecamp awal pendakian. untuk diketahui, jalanan dari mulai masuk Kiara Payung sampai ke warung basecamp ini yaitu jalanan menanjak bebatuan, sehingga harus berhati hati untuk membawa kendaraannya.
Jika kendaraan tidak sanggup menanjak sampai basecamp, ada alternatif tempat parkir dibawah sebelum menanjak ke basecamp ada sebuah warung juga dan menyediakan lahan parkir bagi para pendaki.
Setibanya di warung basecamp kiara payung, lalu kami menitip motor si parkiran warung. kami pun menyempatkan untuk mengganjal perut, makan gorengan di warung tersebut, ngopi, dan mempersiapkan diri untuk pendakian malam. Tak lupa juga untuk mengecek senter dan headlamp sebagai senjata kami dalam pendakian di malam hari.
Pukul 21.30 WIB
Saatnya memulai pendakian. Berdoa dan mulailah pendakian dengan ketinggian awal pendakian yaitu 1100mpdl.
Genta mengambil posisi di paling depan, disusul oleh Rizal dan mas kokon. Sedangkan Ujey menjadi sweeper yang berada di paling belakang.
Trek pendakian gunung manglayang, di awal pendakian saja sudah sangat menantang, radius tanjangan sangat curam, tidak adanya bonus. Membuat tim beberapa kali break untuk menghela nafas, dan meneguk air untuk menghilangkan lelah.
Trek Gunung Manglayang diawali dengan bebatuan lalu berubah menjadi tanah merah kering yang memiliki debu yang sangat tebal. Disarankan untuk membawa masker, karena debu yang tebal akan mengganggu pernafasan aaat mendaki.
Gunung manglayang tidak memiliki pos pemantauan seperti gunung lain pada umum nya karena trek yang tidsk begitu jauh.
Beberapa menit mendaki, kami menemukan pertigaan yang memiliki petunjuk jika mengambil ke kanan akan menuju puncak manglayang. Jika mengambil jalur kiri, maka akan tiba di puncak bayangan.
Kami berempat mengambil jalur kiri untuk menuju ke puncak bayangan. Kenapa demikian? Karena kami memutuskan untuk camp disana dan pagi nya hendak untuk menikmati sunrise di puncak bayangan. Kami memilih puncak bayangan sebagai lokasi sunrise karena puncak bayangan memiliki pemandangan yang terbuka. Dibanding dengan top puncak manglayang yang tertutup oleh rimbun nya pepohonan.
Pukul 22.00 WIB begitu terjal nya jalur gunung manglayang, namun akhirnya kami tiba juga di puncak bayangan dengan mode kelelahan ditambah udara yang cukup dingin. sebelum Kami beristirahat disini, kami sesegra mungkin mencari area untuk mendirikan dua buah tenda. Daerah sekitar puncak bayangan sangat penuh dengan tenda tenda para pendaki, mengingat malam itu adalah malam minggu sehingga banyak para pendaki yang sama sama mendaki gunung.
Dengan mengamati sekitar dapatlah kami sebuah area kecil untuk bisa kami dirikan tenda untuk kami beristirahat. Tempat untuk mendirikan tenda kami, sebetulnya adalah daerah rawan longsor, namun kami memaksakan diri untuk mendirikan tenda karena sudah penuhnya area ini.
Ada area kosong di pusat puncak bayangan, namun oleh para pendaki lain dilarang untuk mendirikan tenda disitu, karena area itu adalah spot yang paling bagus untuk berfoto foto.
Tanpa menunggu waktu lama, meskipun area yang kami dapat adalah area rawan longsor, termasuk jalur untuk menuju ke pusat puncak bayangan, kami segera mendirikan tenda.
Area ini sangat berdebu, ketebalan debu bisa mencapai 3-5cm.
Setelah mendirikan tenda, kami mulai untuk membuat makan malam. menu yang paling tepat, cepat dan bisa mengganjal perut adalah mie instan. Rizal mengeluarkan kompor dan gas cook, sedangkan Ujey mengeluarkan Nesting. sementara yang lainnya mengeluarkan Mie instan dan beberapa kopi untuk menghangatkan badan.
Usai menyantap makan malam, kami melaksanakan sholat isya lalu bersantai ria di puncak bayangan.
Pemandangan malam di puncak bayangan sangat indah. Citi light Kota Bandung sangat jelas dari sini. Bintang bintang sangat ramai dengan bantuan sinar rembulan yang buat suasana malam semakin indah.
Inilah suasana yang kami idamkan. suasana penat di pekerjaan, jalanan yang macet, dan hirup pikuk penuh stress akhirnya mencair dalam suasana malam itu. Suasana damai, sejuk, hening, bunyi serangga hutan, bintang yang ramai, bulan yang menyinari kegelapan malam.
Beberapa jam berlalu, mata sayup sayup mengarahkan ke tenda. Kamipun menyudahi suasana seperti itu dan masuk kedalam tenda. Menggelar matras, menggunakan Jaket, sleeping bag dan beristirahat.
6 September 2015
Pukul 05.00 WIB
Keberisikan diluar tenda semakin menggaduh, saat kami melihat jam ternyata sudah pukul 5 subuh. Ternyata orang orang sudah mempersiapkan diri untuk menikmati sunrise di puncak bayangan.
Kami pun tak tinggal diam, kami bergegas melaksanakan sholat subuh, dan mulai mempersiapkan peralatan foto lalu mengambil spot terbaik untuk menikmati sunrise.
Beberapa menit berlalu, namun sangat disayangkan, tidak ada sunrise yang kami lihat karena tertutup oleh kabut.
Kami tidak menyesal karena pemandangan pagi hari di atas puncak bayangan tidak kalah indah, sedikit demi sedikit pemandangan bukit dan pegunungan di hadapan mata mulai jelas terlihat.
Kami menyempatkan foto foto saat itu.
Pukul 07.00 WIB
Puas dengan menikmati pemandangan pagi puncak bayangan, kami segera membuat sarapan. Memasak nasi, sarden, mie (tetep ada :D), sosis,dll.
Sarapan selesai dengan cepat dan kamipun mulai packing merapihkan seluruh isi keril, melipat tenda dan memasukan semua perlengkapan kedalam keril.
Pukul 08.30 WIB
Saat nya Summits attack menuju top puncak manglayang.
setelah semua keril terisi kembali, kami langsung meluncur ke top puncak manglayang di 1818mdpl.
Jalur menuju puncak manglayang dari puncak bayangan tidak terlalu jauh, namun jalur yang sangat curam. Awalnya kami dapati jalur menurun lalu datar dan mulailah mendaki tanpa henti hingga sampai di puncak Manglayang. Jalur pendakian mulai dipadati oleh pohon pohon tinggi, semakin naik keatas jalur yang semula tanah berdebu perlahan berganti menjati akar akar pohon yang menonjol keluar.
Sesekali kami sempatkan mengambil foto saat summits attack.
Pukul 10.00 WIB
Tibalah kami berempat di puncak Manglayang di ketinggian 1818mdpl. Puncak yang selalu tersembunyi di rimbunnya pepohonan yang lebat, udara yang dingin, dan suasana yang asri.
Kami saling berjabat tangan mengucapkan selamat dan mengucapkan syukur karena semua sudah mencapai puncak Manglayang dengan keadaan sehat dan penuh semangat.
Puncak Manglayang adalah dataran yang luas, teduh, penuh pepohonan. Meskipun tidak bisa melihat pemandangan di luar gunung, namun suasana di puncak Manglayang sangat menyejukan suasana, nyaman dan damai.
Beberapa jam kami menikmati suasana puncak dengan penuh kegembiraan. sesekali kami abadikan moment dengan berfoto foto disekitaran puncak Manglayang.
Pukul 11.00WIB
Tak terasa waktu terus berlalu, saatnya untuk menyudahi menikmati pemandangan Manglayang yang damai. Kami bergegas merapihkan keril dan berdoa kepada tuhan yang maha kuasa untuk kelancaran perjalanan Turun gunung ke base camp lagi.
Tak boleh lupa juga, membawa sampah bekas pakai kembali turun dari gunung.
Perjalanan mennuruni gunung kami lakukan dengan sedikit berlari agar segera sampai di bawah.
Di pertengahan jalan kami dapati pertigaan yang jika kami ambil jalur kanan maka kami akan kembali ke puncak bayangan. Dan jika mengambil ke kiri maka kami akan langsung menuju ke basecamp.
kami mengambil jalur kiri.
Pukul 12.30 WIB
Sampailah kami di basecamp kiara payung kembali. kami beristirahat di warung tempatkami menitipkan motor. membayar sewa penitipan motor seharga 5000 Rupiah saja. Dan memesan beberapa makanan ringan sambil beristirahat.
Pukul 13.00 WIB
kami melanjutkan pulang ke rumah masing masing.
Sebuah perjalanan singkat namun berkesan.
Terima kasih kepada Gunung Manglayang karena telah membolehkan kami mampir ke Puncakmu.
Salal Lestari,
Posted By
Rizal Riansyah
Di pertengahan jalan kami dapati pertigaan yang jika kami ambil jalur kanan maka kami akan kembali ke puncak bayangan. Dan jika mengambil ke kiri maka kami akan langsung menuju ke basecamp.
kami mengambil jalur kiri.
Pukul 12.30 WIB
Sampailah kami di basecamp kiara payung kembali. kami beristirahat di warung tempatkami menitipkan motor. membayar sewa penitipan motor seharga 5000 Rupiah saja. Dan memesan beberapa makanan ringan sambil beristirahat.
Pukul 13.00 WIB
kami melanjutkan pulang ke rumah masing masing.
Sebuah perjalanan singkat namun berkesan.
Terima kasih kepada Gunung Manglayang karena telah membolehkan kami mampir ke Puncakmu.
Salal Lestari,
Posted By
Rizal Riansyah