Rabu, 23 Desember 2015

Pendakian Gunung Sumbing - 3371mpdl


Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..


Sampuran.

Gunung sumbing, (23-26 Desember 2015)

Kali ini Kami akan bercerita tentang pendakian ke gunung Sumbing. Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Jawa Tengah, Indonesia. Berdiri tegak setinggi 3.371 meter di atas permukaan laut, gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Gunung ini secara administratif terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang; Kabupaten Temanggung; dan Kabupaten Wonosobo. Bersama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Celah antara gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan kota Wonosobo. Jalan ini biasa dijuluki sebagai ""Kledung Pass".

Tidak diketahui pasti kapan gunung ini meletus, tetapi di puncaknya terdapat kawah yang masih aktif.

Gunung Sumbing mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Sebagian besar wilayah kereng gunung ini telah digunakan untuk lahan pertanian.

Pendakian gunung sumbing bisa dilalui dari beberapa jalur pendakian yaitu :
1. Dari Wonosobo, via Desa Garung 
2. Dari Temanggun, via Cepit Parakan
3. Dari Magelang, Kaliangkrik, ada dua jalur, bisa dari desa Mangli dan Desa Butuh
4. Dari Bowongso, sebelah barat Gunung Sumbing

Dari beberapa jalur menuju Puncak Gunung Sumbing, Kami akan melalui perjalanan lintas kawah, yaitu naik melalui Magelang, via Kaliangkrik Desa Butuh, lalu menyebrang Kawah dan turun melalui Jalur Desa Garung, Wonosobo. Perjalanan yang jauh memang.





23 Desember 2015

Rencana awal pendakian akan dilakukan oleh dua team dari Peta (Asal Purwakarta) dan P3K (Asal Jakarta). Kedua team akan berangkat 23 Des 2015 pada sore/malam hari dan bertemu di Kota Magelang pada 24 Des 2015.

Namun timing untuk pertemuan di Kota Magelang tidak bisa sesuai dengan rencana awal. Tim P3K dari Jakarta terjebak macet di tol Jakarta Dalam Kota, sehingga tim P3K tiba di Kota Magelang pada 24 Des 2015, sedangkan tim Peta yang berangkat dari Purwakarta tiba di Kota Magelang tiba di Kota Magelang pada pagi hari.

16.00 WIB
Di rumah ujey menjadi tempat berkumpulnya 6 orang yang akan mendaki Gunung Sumbing. Rizal, Ujey, Mugni, Tantri, Iza dan Herman. semua berkumpul sore hari di rumah Ujey sekaligus breafing terakhir, mengechek seluruh logistik dan makanan yang akan dibawa untuk pendakian Gunung Sumbing. 




18.30 WIB
Keenam keril pun siap untuk pendakian Gunung Sumbing, setelah berdoa bersama sama, kami berenam langsung berangkat dari rumah ujey menggunakan angkotan umum menuju Terminal Sadang Purwakarta menuju tempat agen bis Purwakarta - Magelang. Kami menunggu bis disana. Bis yang aka kami naiki adalah Bis Putra Remaja, salah satu bis Pariwisata yang di booking oleh agen bis untuk keperluan angkutan umum dari Purwakarta Menuju Magelang. Tiket yang biasa nya 160ribu, berhubung akhir tahun dan waktunya liburan, tiket naik harganya menjadi 200ribu. Bis Putra Remaja mempunyai konfigurasi tempat duduk 2-2. sehingga nyaman untuk beristirahat malam sebelum pagi keesokan hari nya mendaki.

20.00 WIB
Bis delay, semula bis yang kan berangkat menuju Magelang jam 7 malam, namun bis berangkat dari Sadang menuju Magelang ini baru berangkat pada jam 8 malam, itu pun mengambil beberapa penumpang dari beberapa agen bis di daerah Cikampek. setelah itu, bis masuk tol Kopo dan langsung menuju ke Magelang.

08.00 WIB


Kami tiba di Kota Magelang, memeriksa keril semua kumplit, tidak ada yang tertinggal di bis. Saat itu juga langsung bergegas naik angkutan kota dari tempat pemberhentian bis menuju Alun Alun Magelang dengan Tarif 5000/orang. Tiba di alun alun Magelang, kami sarapan di sebuah angkringan dengan harga yang sangat murah.

Sehabis sarapan, kami menjadi sebuah angkutan umum untuk mau disewa membawa kami berenam menuju Pasar Kaliangkrik. Pasar Kaliangkrik adalah sebuah tempat yang dekat dari Basecamp pendakian Gunung Sumbing yang mempunyai dua jalur yaitu jalur Desa Butuh dan Jalur Desa Mangli. Akhirnya kami dapat sewaan angkutan umum dengan tarik 90ribu/6orang borongan sampe pasar kaliangkrik.


10.00 WIB


Tiba di Pasar Kaliangkrik, kami kebingungan karena belum ada yang pernah menjadi ke Gunung Sumbing sama sekali. Jalur pendakian via Kaliangkrik pun terbilang sangat jarang dilalui oleh pendaki, sehingga minim sekali informasi mengenai pendakian via jalur kaliangkrik. Setelah nanya nanya ke sebuah warung makan, akhirnya kami dapat info untuk naik ojek seharga 20rbu menuju ke basecampe kaliamgkrik di Desa Butuh Kec. Kaliangkrik, Magelang. Saat naik ojek, trek jalur ke basecamp adalah pemandangan perkebunan warga dengan nanjak yang tanpa henti. Rumah rumah yang berada di desa ini ada pada ketinggian diatas 1400Mpdl, sangat dingin dan berkabur cuaca di Desa Butuh.


Basecamp Kaliangkrik adalah rumah dari kepala dusun desa Butuh. Disini kita melakukan pendataan personil yang akan melakukan pendakian Gunung Sumbing. Biaya pendaftaran perorang dikenakan biaya 5000 rupiah. Di sini juga terdapat beberapa suvenir Gunung Sumbing seperti Baju, Stiker, dll. Kita juga bisa sewa beberapa peralatan pendakian di Basecamp jika ada peralatan yang kurang.



Benar saja, saat kami tiba di Bascampe, sangat jarang sekali pendaki yang memulai atau menyudahi pendakian gunung Sumbing. hanya ada beberapa orang pendaki saja yang baru turun mendaki dari Gunung Sumbing via jalur Kaliangkrik.

Setibanya di Basecamp Desa Butuh, kami beristirahat sejenak, meluruskan kaki, dan memesan mie instan. harga mie instan+nasi+telor disini hanya 5ribu dengan nasi sepuasnya.

Dengan teliti memeriksa kembali logistik team, kami memohon izin kepada kepala dusun untuk pendakian di siang hari. 

13.30 WIB
Berdoa selesai, kami memulai pendakian dari basecamp Kaliangkrik Desa Butuh. semula adalah trek bebatuan yang dibuat oleh warga sekitar sampe batas perkebunan di pos 1. Tanjakan tangga berbatu itu pun tidak ada bonus sama sekali menanjak curam terus. Kiri kanan pemandangan disini adalah perkebunan warga di dataran tinggi. sangat indah sekali, dibawah terlihat pemukiman warga yang berundak undak semakin keatas dan kabut yang selalul hadir menyelimuti genteng genteng rumah Desa Butuh.




15.00 WIB
Dengan beberapa kali break di pertengahan jalan untuk mengatur nafas, sampailah kami di Pos 1. berhubung sudah waktunya sholat ashar, kami langsung ambil air wudhu dan menunaikan sholat ashar terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendakian. Air dari mata air yang sangat dingin membuat lelah kami hilang. Sholat ashar selesai, kami melanjutkan pendakian menuju pos 2.


15.30 WIB
Dari pos1 menuju Pos 2, jalur pendakian nya sudah masuk perhutanan Gunung Sumbing. banyak pohon besar yang menjulang ke atas dan beberapa area pepohonan bekas kebakaran.

17.00 WIB
Sampai di Pos 2. beristirahat kembali, menghela nafas, sembari meneguk air dan beberapa cemilan snack. Di Pos 2 ada area untuk mendirikan 2 buah tenda.


15 Menit beristirahat kami pun melanjutkan pendakian menuju ke Pos 3. perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 ada beberapa jalur yang landai. lebar jalan semakin mengecil, di kanan kami lebih banyak jurang yang dalam dan curam. pandangan semakin menggelap, dan kami pun menyebrangi beberapa sungai diatas bebaturan tebing. Pendakian via Desa Butuh Kaliangkrik akan melalui 10 sungai. sehingga kita tidak ketakutan akan kehabisan air minum. Perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 pun diawali oleh lepas nya batas vegetasi hutan Gunung Sumbing dan masuk ke area yang semakin terbuka.


di Pertengahan jalan tepat saat magrib tiba kami beristirahat di sebuah sungai yang air nya dingin. kami menunaikan sholat Magrib di gelapnya hutan.

berhubung semakin gelap, maka peralatan penerangan kami persiapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendakian.

Perjalananpun dimulai kembali, headlamp dan senter yang kita pakai siap untuk menemani pendakian malam. jalur yang kami lalui semakin menyempit. sebelah kiri kami sesekali ditemui tebingan dan di kanan kami adalah jurang yang curam.

20.00 WIB
Akhirnya kami tiba di Pos 3. Kami menemui pendaki yang membuat tenda di Pos 3. sembari meneguk sedikit air minum yang kami ambil di salah satu sungai yang kami lalui, kami sambil mengatur nafas yang terengah engah.

Trek dari pos 3 menuju ke pos 4 yang kami rencanakan untuk beristirahat disana, mulai menanjak. dan memutai punggungan Gunung Sumbing. beberapa kali kami break untuk beristirahay dari lelah nya pendakian namun tidak boleh lama lama karena jika terlalu lama, hawa mengantuk datang.

23.00 WIB
Alhamdulillah pada pukul 11 malam, kami berenam tiba di pos 4, pohon tunggal. sebuah area yang memilihi beberapa lahan untuk mendirikan tenda. terlihat ada beberapa tenda dari pendaki lain yang beristirahat di pos 4.

Kami pun mendirikan dua buah tenda yang akan dipakai 3 orang untuk satu tenda nya.

Tenda yang kami dirikan kami pakaikan flysheet karena cuaca pada malam itu turun hujan. Sangat dingin malam itu.

25 Desember 2015
05.30 WIB
Kami terbangun, bersiap siap untuk menikmati sunrise untuk beberapa teman teman penikmat sunrise. Sunrise yang terlihat dari Pos 4 dari Pohon Tunggal via kaliangkrik, akan dimanjakan dengan pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Matahari akan terbit dibelakang gunung gunung tersebut. Sangat Indah. :')



06.30 WIB
Sembari menikmati sunrise nya, kami sambil membuat sarapan dan packing untuk melanjutkan pendakian.


10.00 WIB
Setelah sarapan dan puas menikmati panorama pagi hari di Pos 4 Pohon Tunggal, packing pun sudah selesai dan semua keril siap untuk dibawa kembali, kami memulai summits menuju puncak.

Ada beberapa puncak di Gunung Sumbing. yaitu Puncak Sejati (Kaliangkrik), Puncak Buntu, dan Puncak Rajawali (Puncak tertinggi gunung Sumbing 3371mdpl).

Perjalanan dari Pos 4 menuju puncak Sejati sangat menantang, tidak ada bonus dari sini. Trek yang dihadapi tanjangan yang curam. di pertengahan jalan akan ada sebuah pertigaan yang sedikit landai. Disini akan kita dapati pemandangan yang sangat indah. hamparan tebing kawah sudah terlihat, semua puncak yang berada di Gunung Sumbing akan terlihat juga. pertigaan itu jika kita mengambil ke kanan (ke bawah) akan turun menuju kawah Gunung Sumbing. Jika kita mengambil ke kiri (Ke atas) akan sampai ke Puncak Sejati (Kaliangkrik).

Kami berenam tidak melanjutkan sampai ke Puncak Sejati, dari pertigaan itu kami mengambil jalur ke kanan menuju Kawah Gunung Sumbing. Alasannya adalah target kami adalah melintas kawah Gunung Sumbing dan masuk ke Jalur nya Garung dan menuju Puncak Buntu.

jalur turun dari pertigaan menuju ke kawah adalah semak semak edelweiss, dan setelah tiba dibawah kita disuguhkan pemandangan sabana yang sangat panjang dan luas, kami mengambil jalur ke sebelah kiri dan mengikuti arus sabana tersebut. Setelah tiba di ujung sabana, kami menaiki sebuah tanjangan selama 10menit lalu tiba lah di sebuah kawah. Kawah itu adalah kawah dua. kawah ini masih aktif, gas H2S yang meyembur besar dari dalam tanah sangat jelas terlihat. di atas tanah didekat kawah pun terdengar getaran getaran pergerakan dari dalam tanah, entah itu gas atau apalah. :D pokonya Serem deh. Dikawah ini juga terlihat ada sebuah makan yang dikeramatkan oleh warga sekitar.




kami melewati tengah kawah tersebut dengan berhati hati karena tanah yang kami injak adalah tanah kawah yang bergerak gerak. Setelah melewati kawah dua, trek nya adalah bebatuan besar yang menurun. Dari sini terlihat Kawah satu Gunung Sumbing, kawah yang katanya pertama kali meletus. Kawah ini sudah mati dan sudah tidak aktif lagi. Ada genangan air di daerah ini namun jangan coba coba untuk meminumnya karena air itu adalah air dari kawah dua Gunung Sumbing air yang sudah bercampur dengan belerang.


12.00 WIB 
Sejenak kami beristirahat di Kawah satu Gunung Sumbing sambil menunaikan sholat dhuhur saat itu. Dan nah ini dia, kelanjutan dari kawah satu untuk menembus puncak buntu dan sekaligus masuk ke Jalur Garung adalah trek tergila sepanjang perjalanan kami. trek itu sudah hampir tidak terlihat. Sebelumnya kami sudah lesu setelah mencari trek mana yang harus kami ambil karena sangat susah untuk menebak nebak jalur yang harus kami ambil dengan kondisi fisik yang sudah kelelaha. Keputusan harus tepat agar mental kami tidak runtuh apabila keputusan salah dan ternyata kita harus balik arah. untuk nya saat itu siang hari, sehingga salah satu dari kami menaiki dan mencari trek duluan. sebelah aman, maka semua mengikuti nya. trek itu sangat menukik. kami berjalan sambil merangkak dan berdoa semoga tidak terpeleset dan terjatuh ke bawah lagi. Sangat curam, apalagi kami sambil membawa keril yang besar besar. Ini menjadi tantangan kami untuk melanjutkan perjalanan.

13.30 WIB
Alhamdulillah kami tiba di Puncak Buntu, salah satu Puncak Gunung Sumbing. hamparan pemandangan kedua kawah, dan puncak yang lainnya terlihat jelas. Dari sini Gunung Merbabu dan Merapi sudah tidak terlihat. Namun Gunung kembaran dari Sumbing, yaitu Gunung Sindoro sudah jelas tegak dihadapan kami.

kami pun menikmati panorama di puncak buntu tersebut dan berfoto ria.




14.30 WIB
Saat nya melanjutkan perjalanan kembali. Selanjutnya adalah penurunan gunung Sumbing Via jalur Garung, Wonosobo. trek jalur garung ini diawali dengan menuruni bebatuan besar, yang curam, tanah yang gembur, maka harap berhati hati saat memijakan kaki.


17.00 WIB
Sampailah kami di Pestan, sebuah wilayah yang banyak area landai dan terbuka yang cocok untuk menditikan tenda. jalur Garung adalah jalur yang banyak dipilih oleh pendaki gunung sumbing dan pestan adalah tempat berkumpulnya para pendaki. saat kami tiba di pestan ada begitu banyak tenda dan ratusan pendaki yang lalu lalang di area sini. Pemandangan sunrise, pemandangan Gunung Sindoro di Pestan sangat indah.



21.15 WIB
Kami tiba di Pos 1. Dari Pos 1, kami sudah kelelahan, sehingga kami menggunakan jasa ojek menuruni dari Pos 1 menuju basecamp Gunung Sumbing. Jalan dari Pos 1 menuju Basecamp sudah rapi dengan bebatuan sehingga motor bisa sampai di pos 1. Ada banyak ojek disana malam itu. biaya naik ojek adalah 20ribu per orang.

Post by,
Rizal Riansyah






Sabtu, 05 September 2015

Gunung Manglayang - 1818mdpl

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sampurasun.
Salam sejahtera untuk kita semua nya.


Dalam kesempatan kali ini, Kami akan menceritakan tentang perjalanan pendakian gunung bersama tim PETA. Sebuah tim pendakian yang merupakan pengembangan dari komunitas pecinta alam HACP dari purwakarta. Cerita ini akan sama dengan cerita yang berada di blog happyadventurecommunity.blogspot.com dan pada zalhoppus.blogspot.com karena penulisnya sama.

Baiklah, sedikit profil singkat tentang gunung yang kami daki, yaitu Gunung Manglayang yang kami kutip dari wikipedia.

"Gunung Manglayang terletak di antara Kabupaten Sumedang dan Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ketinggiannya sekitar 1818 mdpl. Pemandangannya cukup indah, namun karena relatif kecil, sehingga kurang dikenal oleh pendaki-pendaki gunung pada umumnya.

Gunung Manglayang – gunung yang tidak disebut-sebut dalam Legenda Sangkuriang. Karena dari legenda tersebut diceritakan bahwa perahu dari Sangkuriang telah terbalik dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu; tunggul pohon yang tersisa bekas bahan pembuatan perahu Sangkuriang tetap berdiri menjadi Gunung Bukit Tunggul sedangkan tajuknya atau ranting-rantingnya tergeletak menjadi Gunung Burangrang.

Dalam rangkaian gunung-gunung Burangrang– Tangkuban Perahu – Bukit Tunggul –Gunung Manglayang; Gunung Malanglayang yang mempunyai ketinggian ±1818 mdpl, menjadi gunung yang terendah dari rangkaian ke empat gunung tersebut. Mungkin itulah sebabnya di kalangan para penggiat alam bebas gunung ini sempat terlupakan terkecuali para penggiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Namun begitu Gunung Manglayang juga menawarkan pesona alamnya tersendiri. Untuk mendaki gunung ini ada beberapa jalur yang bisa digunakan yaitu melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda (Kab. Bandung), Palintang (Ujung Berung, Kab. Bandung), Baru Beureum/Manyeuh Beureum, Jatinangor."

Baiklah, saat nya menceritakan perjalanan kami tim PETA / HACP saat mendaki gunung Manglayang. Berawal dari perencanaan pendakian bersama rekan rekan saat akhir pekan di awal bulan September. Semula kami akan mendaki sebuah gunung yang berada di Jawa Barat juga yaitu Gunung Gede. Namun, masih di tutupnya jaur pendakian ke Gunung Gede, menjadikan kami untuk mengurungkan niat tersebut. Sempat berdiskusi beberapa hari untuk mencari gunung pengganti gunung Gede, akhirnya kami putuskan dan sepakat bahwa gunung yang akan di daki adalah Gunung Manglayang 1818mpdl.

Sabtu
05 September 2015

Seperti biasanya, sebelum melakukan pendakian kami mempersiapkan segala macam logistik yang di perlukan saat mendaki Gunung Manglayang. Tak menyepelekan gunung yang akan di daki itu sebuah gunung yang super tinggi menjulang, hutan yang lebat, maupun sebuah bukit. karena, resiko nya tetap sama, tetap berada di alam terbuka yang memiliki potensi kecelakaan, hewan hewan liar, dll.

Pendakian akan dilakukan oleh empat orang yaitu Rizal, Ujey, Genta, dan Mas kokon.

Pukul 12.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta melakukan persiapan logistik di rumah nya Rizal di daerah Purwakarta.

Persiapan logistik dan makanan untuk pendakian kali ini tidak perlu ekstra, karena hanya akan dilakukan satu hari satu malam saja.

Pukul 14.00 wib
Rizal, Ujey dan Genta Berangkat menuju bandung menggunakan motor untuk menjemput 1 orang lagi yaitu mas kokon di daerah cibaduyut yang sudah stand by di sana.

Pukul 15.00 WIB 
kami bertiga mampir di sebuah tempat makan di daerah Cimahi untuk makan siang. 

Pukul 17.30 WIB
kami bertiga mengurus beberapa urusan pribadi sebelum melanjutkan perjalanan ditambah dengan melaksanakan sholat Ashar meskipun telat dan menunggu waktu magrib.

Pukul 18.30 WIB
Setelah Selesai melaksanakan sholat magrib, baruah kami betiga berangkat ke Cibaduyut untuk bertemu dengan Mas Kokon.
setibanya di Tempat nya Mas Kokon, kami berempat melakukan breafing sederhana mengenai logistik, makanan dan jalur yang akan kami lalui untuk menuju ke puncak Gunung Manglayang.
Beberapa logistik tim yang kami bawa adalah Tenda 2P (untuk 2 orang) sebanyak 2 buah, kompor, Gas Cook, Nesting, dan Flysheet. Selebihnya adalah  makanan untuk 4 orang 2 kali makan (makan malam dan makan pagi), dan tak lupa pula mengecek seluruh perlengkapan pribadi seperti Bandara, Sepatu, Jaket, makanan ringan, alat navigasi, P3K, Matras, dll.

Pukul 19.30 WIB
Semua perlengkapan sudah berada didalam Keril masing masing. saatnya untuk berangkat menuju basecamp kiara payung menggunakan dua buah motor. Basecamp Kiara Payung dekat dengan IPDN atau ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Perjalanan di tembuh selama 1,5jam karena saat itu adalah malam minggu sehingga jalanan sangat padat.

Pukul 21.00 WIB
Kami sampai di basecamp Kiara Payung. Kami membawa motor hingga sampai ke Warung warga yang berada di basecamp awal pendakian. untuk diketahui, jalanan dari mulai masuk Kiara Payung sampai ke warung basecamp ini yaitu jalanan menanjak bebatuan, sehingga harus berhati hati untuk membawa kendaraannya. 
Jika kendaraan tidak sanggup menanjak sampai basecamp, ada alternatif tempat parkir dibawah sebelum menanjak ke basecamp ada sebuah warung juga dan menyediakan lahan parkir bagi para pendaki.
Setibanya di warung basecamp kiara payung, lalu kami menitip motor si parkiran warung. kami pun menyempatkan untuk mengganjal perut, makan gorengan di warung tersebut, ngopi, dan mempersiapkan diri untuk pendakian malam. Tak lupa juga untuk mengecek senter dan headlamp sebagai senjata kami dalam pendakian di malam hari. 




Pukul 21.30 WIB
Saatnya memulai pendakian. Berdoa dan mulailah pendakian dengan ketinggian awal pendakian yaitu 1100mpdl. 

Genta mengambil posisi di paling depan, disusul oleh Rizal dan mas kokon. Sedangkan Ujey menjadi sweeper yang berada di paling belakang. 

Trek pendakian gunung manglayang, di awal pendakian saja sudah sangat menantang, radius tanjangan sangat curam, tidak adanya bonus. Membuat tim beberapa kali break untuk menghela nafas, dan meneguk air untuk menghilangkan lelah. 


Trek Gunung Manglayang diawali dengan bebatuan lalu berubah menjadi tanah merah kering yang memiliki debu yang sangat tebal. Disarankan untuk membawa masker, karena debu yang tebal akan mengganggu pernafasan aaat mendaki. 

Gunung manglayang tidak memiliki pos pemantauan seperti gunung lain pada umum nya karena trek yang tidsk begitu jauh. 

Beberapa menit mendaki, kami menemukan pertigaan yang memiliki petunjuk jika mengambil ke kanan akan menuju puncak manglayang. Jika mengambil jalur kiri, maka akan tiba di puncak bayangan. 

Kami berempat mengambil jalur kiri untuk menuju ke puncak bayangan. Kenapa demikian? Karena kami memutuskan untuk camp disana dan pagi nya hendak untuk menikmati sunrise di puncak bayangan. Kami memilih puncak bayangan sebagai lokasi sunrise karena puncak bayangan memiliki pemandangan yang terbuka. Dibanding dengan top puncak manglayang yang tertutup oleh rimbun nya pepohonan. 

Pukul 22.00 WIB begitu terjal nya jalur gunung manglayang, namun akhirnya kami tiba juga di puncak bayangan dengan mode kelelahan ditambah udara yang cukup dingin. sebelum Kami beristirahat disini, kami sesegra mungkin mencari area untuk mendirikan dua buah tenda. Daerah sekitar puncak bayangan sangat penuh dengan tenda tenda para pendaki, mengingat malam itu adalah malam minggu sehingga banyak para pendaki yang sama sama mendaki gunung.

Dengan mengamati sekitar dapatlah kami sebuah area kecil untuk bisa kami dirikan tenda untuk kami beristirahat. Tempat untuk mendirikan tenda kami, sebetulnya adalah daerah rawan longsor, namun kami memaksakan diri untuk mendirikan tenda karena sudah penuhnya area ini.

Ada area kosong di pusat puncak bayangan, namun oleh para pendaki lain dilarang untuk mendirikan tenda disitu, karena area itu adalah spot yang paling bagus untuk berfoto foto. 

Tanpa menunggu waktu lama, meskipun area yang kami dapat adalah area rawan longsor, termasuk jalur untuk menuju ke pusat puncak bayangan, kami segera mendirikan tenda.
Area ini sangat berdebu, ketebalan debu bisa mencapai 3-5cm.

Setelah mendirikan tenda, kami mulai untuk membuat makan malam. menu yang paling tepat, cepat dan bisa mengganjal perut adalah mie instan. Rizal mengeluarkan kompor dan gas cook, sedangkan Ujey mengeluarkan Nesting. sementara yang lainnya mengeluarkan Mie instan dan beberapa kopi untuk menghangatkan badan.


Usai menyantap makan malam, kami melaksanakan sholat isya lalu bersantai ria di puncak bayangan. 

Pemandangan malam di puncak bayangan sangat indah. Citi light Kota Bandung sangat jelas dari sini. Bintang bintang sangat ramai dengan bantuan sinar rembulan yang buat suasana malam semakin indah.

Inilah suasana yang kami idamkan. suasana penat di pekerjaan, jalanan yang macet, dan hirup pikuk penuh stress akhirnya mencair dalam suasana malam itu. Suasana damai, sejuk, hening, bunyi serangga hutan, bintang yang ramai, bulan yang menyinari kegelapan malam. 

Beberapa jam berlalu, mata sayup sayup mengarahkan ke tenda. Kamipun menyudahi suasana seperti itu dan masuk kedalam tenda. Menggelar matras, menggunakan Jaket, sleeping bag dan beristirahat.

6 September 2015
Pukul 05.00 WIB
Keberisikan diluar tenda semakin menggaduh, saat kami melihat jam ternyata sudah pukul 5 subuh. Ternyata orang orang sudah mempersiapkan diri untuk menikmati sunrise di puncak bayangan.

Kami pun tak tinggal diam, kami bergegas melaksanakan sholat subuh, dan mulai mempersiapkan peralatan foto lalu mengambil spot terbaik untuk menikmati sunrise.

Beberapa menit berlalu, namun sangat disayangkan, tidak ada sunrise yang kami lihat karena tertutup oleh kabut.

Kami tidak menyesal karena pemandangan pagi hari di atas puncak bayangan tidak kalah indah, sedikit demi sedikit pemandangan bukit dan pegunungan di hadapan mata mulai jelas terlihat.

Kami menyempatkan foto foto saat itu.










Pukul 07.00 WIB
Puas dengan menikmati pemandangan pagi puncak bayangan, kami segera membuat sarapan. Memasak nasi, sarden, mie (tetep ada :D), sosis,dll.

Sarapan selesai dengan cepat dan kamipun mulai packing merapihkan seluruh isi keril, melipat tenda dan memasukan semua perlengkapan kedalam keril.

Pukul 08.30 WIB
Saat nya Summits attack menuju top puncak manglayang.
setelah semua keril terisi kembali, kami langsung meluncur ke top puncak manglayang di 1818mdpl.

Jalur menuju puncak manglayang dari puncak bayangan tidak terlalu jauh, namun jalur yang sangat curam. Awalnya kami dapati jalur menurun lalu datar dan mulailah mendaki tanpa henti hingga sampai di puncak Manglayang. Jalur pendakian mulai dipadati oleh pohon pohon tinggi, semakin naik keatas jalur yang semula tanah berdebu perlahan berganti menjati akar akar pohon yang menonjol keluar.

Sesekali kami sempatkan mengambil foto saat summits attack.








Pukul 10.00 WIB 
Tibalah kami berempat di puncak Manglayang di ketinggian 1818mdpl. Puncak yang selalu tersembunyi di rimbunnya pepohonan yang lebat, udara yang dingin, dan suasana yang asri.

Kami saling berjabat tangan mengucapkan selamat dan mengucapkan syukur karena semua sudah mencapai puncak Manglayang dengan keadaan sehat dan penuh semangat.

Puncak Manglayang adalah dataran yang luas, teduh, penuh pepohonan. Meskipun tidak bisa melihat pemandangan di luar gunung, namun suasana di puncak Manglayang sangat menyejukan suasana, nyaman dan damai.

Beberapa jam kami menikmati suasana puncak dengan penuh kegembiraan. sesekali kami abadikan moment dengan berfoto foto disekitaran puncak Manglayang.






Pukul 11.00WIB
Tak terasa waktu terus berlalu, saatnya untuk menyudahi menikmati pemandangan Manglayang yang damai. Kami bergegas merapihkan keril dan berdoa kepada tuhan yang maha kuasa untuk kelancaran perjalanan Turun gunung ke base camp lagi.
Tak boleh lupa juga, membawa sampah bekas pakai kembali turun dari gunung.
Perjalanan mennuruni gunung kami lakukan dengan sedikit berlari agar segera sampai di bawah.

Di pertengahan jalan kami dapati pertigaan yang jika kami ambil jalur kanan maka kami akan kembali ke puncak bayangan. Dan jika mengambil ke kiri maka kami akan langsung menuju ke basecamp.

kami mengambil jalur kiri.




Pukul 12.30 WIB
Sampailah kami di basecamp kiara payung kembali. kami beristirahat di warung tempatkami menitipkan motor. membayar sewa penitipan motor seharga 5000 Rupiah saja. Dan memesan beberapa makanan ringan sambil beristirahat.

Pukul 13.00 WIB
kami melanjutkan pulang ke rumah masing masing.

Sebuah perjalanan singkat namun berkesan.
Terima kasih kepada Gunung Manglayang karena telah membolehkan kami mampir ke Puncakmu.

Salal Lestari,

Posted By
Rizal Riansyah